MENGABDIKAH KITA SELAMA INI....


Mengabdi dan Bekerja adalah kata yang hampir sama, tetapi sangatlah berbeda dalam makna. Ketika kita sematkan dengan para pelaku kebijakan menjadi jelas perbedaanya… “menurut kita para pejabat publik saat ini mengabdi atau bekerja” mari kita berfikir sejenak tentang hal ini karena ungkapan di atas sebenarnya sudah jelas pemisahannya antara mengabdi dan bekerja.

Namun Sebelum kita masuk lebih dalam, alangkah baiknya apabila kita mengetahui makna dua kata di atas.Dari segi struktur kata, Bekerja pasti berkaitan dengan yang namanya upah,Tapi kalau mengabdi sangat berkaitan dengan kesetiaan.

Ingatkah kita tentang cerita seorang abdi dalem keraton yang seumur hidupnya di habiskan untuk melayani keraton. Perlu di ketahui bahwa Mereka sangatlah serius dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya sebagai abdi dalem. Dan yang paling mengesankan adalah mereka tidak mengeluh dalam melaksanakan kewajibannya.
 Dia akan selalu siap sedia ketika keraton membutuhkan dirinya baik itu berupa tenaga,uang,pikiran atau apapun yang di milikinya bahkan ketika keraton meminta nyawanya sekalipun dia sang abdi dalem harus rela dan legowo menyerahkannya.Dan hal seperti itu sangatlah wajar terjadi di keraton.Kesetian nya abdi dalem tidak pernah di ragukan lagi. Dalam hal ini Mengabdi juga dekat sekali dengan kata menghamba..



Lebih dalam lagi Ketika seseorang mengabdikan diri atau menghambakan diri maka dia tidak pernah berfikir tentang hasil atau keuntungan yang akan di dapatkannya dari hasil menghambakan atau mengabdikan dirinya.. Jadi urusan imbalan atau hasil dari pengabdiannya bukan dia yang menentukan, tetapi yang menentukan adalah yang di hambanya atau Tuannya sendiri .Kalau dalam keraton tentu saja SANG RAJA atau SANG RATUNYA.

Seseorang yang mengabdi atau menghambakan diri hanya berfikir bagaimana dia bisa melakukan kewajibannya sebaik mungkin dengan tujuan untuk menyenangkan tuannya dan sangatlah takut apabila mengecewakan majikannya.

Dia hanya fokus dalam kewajibannya dan dalam urusan haknya dia tidak pernah memikirkannya barang sedikit pun. Sebab dia merasa tidak pantas menuntut sesuatu kepada tuannya meskipun dia sebenarnya pantas mendapatkan imbalan..Hebatnya lagi Dia akan selalu tunduk dan menurut tatkala tuannya memberi titah kepadanya dan dia tidak akan berani membantahnya meskipun kadang bertentangan dengan dirinya sendiri. Inilah kekuatan dari sebuah pengabdian, kekuatan itu mampu memusnahkan tuntutan akan hasil yang di peroleh atau mampu mengesamping kan haknya dan tentu saja mampu membuat sang pengabdi bisa fokus pada kewajibannya.


Jadi secara kesimpulan pembahasan di atas adalah seorang yang mem posisikan sebagai pengabdi atau penghamba tidak pernah mengharapkan imbalan apapun tatkala kewajibannya telah terpenuhi karena fokusnya hanya dalam mewujudkan kewajiban saja. Perkara imbalan seorang pengabdi tidak pernah berfikir dan kadang tidak pernah berharap mendapat imbalan..

Untuk itu dalam pembahasan kali ini sebenarnya hanya menekankan kepada kita semua tentang makna pengabdiaan itu sendiri.Karena kata pengabdian sangat melekat dan sering di ucapkan oleh pejabat publik tatkala pemilu..

Kami akan mengabdi kepada rakyat…
Kami akan sepenuhnya mencurahkan tenaga,pikiran kami untuk kesejahteraan rakyat sebagai wujud pengabdian kami…
Ijinkanlah kami untuk mengabdi kepada rakyat supaya kami bisa memelopori dalam pembangunan bangsa dan negara…
dll….

Sobat pembangkang yang cerdas dan militan pasti bisa menilai sendiri kinerja pejabat publik kita selama ini.. mereka itu mengabdi kepada rakyat atau hanya serangkaian retorika saja untuk meyakinkan rakyat supaya tidak ragu-ragu dalam memilih mereka saat pemilu..
Fakta di lapangan sudah memberi jawaban yang akurat ternyata,Dan ternyata masyarakat sudah hafal bahwa kata pengabdian yang di gembar-gemborkan hanyalah omong kosong belaka…