Karena Zhalim kepada Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, Jakarta Dihajar Banjir !!!



Bismillahirrahmaanirrahiim.
Hari-hari ini Jakarta benar-benar dikepung banjir. Jalur transportasi lumpuh, kegiatan bisnis lumpuh, kegiatan pemerintahan dan sosial nyaris lumpuh. Biasanya wilayah yang terkena status “darurat” itu di daerah-daerah, atau di wilayah terpencil. Tapi aneh, sekarang yang mengalami situasi “wilayah darurat” malah DKI Jakarta, ibukota negara Indonesia.
Misalnya, ini hanya misalnya, Jakarta benar-benar direndam banjir dalam waktu sebulanan; air datang dari luberan sungai, dari curah hujan di Jakarta sendiri, dan banjir rob dari laut; kira-kira ibukota Indonesia ini mau bagaimana? Bukankah 70 % uang beredar di Jakarta; bukankah episentrum politik, sosial, informasi juga ada di Jakarta; bukankah Jakarta itu kota paling vital di Indonesia? Kalau begini ceritanya, apa tidak mungkin negara Indonesia ini akan runtuh, karena runtuhnya Jakarta (setelah dikepung banjir)?
Jakarta Dijahar Banjir. Buderan HI Klelep.
Jakarta Dihajar Banjir. Buderan HI Klelep.
Tapi sangat mengherankan, kok status TANGGAP DARURAT terjadi di ibukota negara. Padahal biasanya status begitu terjadi di area gempa bumi, tsunami, gunung meletus, dan sejenisnya. Kok sekarang “tanggap darurat” di ibukota?
Banyak orang berteori tentang penyebab banjir Jakarta ini. Katanya, “Ini kiriman dari bogor.” (Entahlah, apa air itu dikirim via pos, via ekspedisi, atau dikirim via online? Dan anehnya, pemkot Bogor tidak pernah merasa mengirim air ke Jakarta. Dan saat air itu sudah sampai di Jakarta, disana tidak tertulis “alamat si pengirim”).
Yang lain mengatakan, “Ini karena intensitas hujan sangat tinggi.” Yang lain lagi berkata, “Ini karena sempitnya daerah resapan air di Jakarta dan sekitarnya. Kawasan puncak sudah tak menyerap air lagi.” Ada yang bilang, “Orang Jakarta sembarangan buang sampah, maka saluran-saluran air jadi mampet.” Ada juga yang aneh, misalnya mengatakan, “Jakarta banjir karena Pemda DKI ingin menyediakan fasilitas renang gratis buat warga.” Halah, lebay pisan.
Di antara semua alasan itu, saya pribadi lebih meyakini, bahwa banjir Jakarta ini merupakan ADZAB dari Allah bagi warga Jakarta sendiri maupun rakyat Indonesia. Mengapa demikian, ya karena banyaknya dosa-dosa yang dimakmurkan di muka bumi persada Nusantara ini. Khususnya, dosa menzhalimi Ustadz Abu Bakar Ba’asyirhafizhahullah.
Seperti kita tahu, sangat banyak kezhaliman pemerintah Indonesia kepada Ustadz Abu Bakar Ba’asyir. Misalnya, beliau dipenjara karena dituduh mendukung Bom Bali, padahal itu tak terbukti, hanya sekedar dakwaan aparat hukum saja. Beliau dipenjara karena mendukung latihan militer di Aceh, padahal latihan kemiliteran itu hal yang lumrah dimana pun (bukankah mestinya negara memberi kesempatan wajib militer bagi rakyatnya untuk cadangan bela negara?). Di negara lain, latihan militer difasilitasi negara, malah ada UU-nya. Di Indonesia, malah dituduh terorisme. Dan satu hal lagi, ada kesan deal politik antara pemerintah dengan Amerika untuk terus-menerus memenjarakan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir.
Belakangan beliau dipindah ke Nusa Kambangan, padahal usianya sudah sedemikian sepuh dan sering sakit-sakitan. Bahkan baru-baru ini beliau dipindah ke jenis penjara Super Maximum Security (SMS) dengan resiko tidak boleh dijenguk oleh siapapun. Sudah tua dan lemah, dipenjara di penjara yang sangat tertutup; sehingga beliau tidak bisa berhubungan dengan siapapun.
Nasib Ustadz Abu Bakar ini seperti tokoh gerakan Islam asal Mesir, Syaikh Umar Abdurrahman. Beliau ulama tunanetra, disebut-sebut sebagai ideolognya Jamaah Islamiyah Mesir. Beliau sekian lama dipenjara di Amerika, dan tidak pernah dilepaskan, atau dibebaskan kembali ke Mesir. Hingga Presiden Mursi, bahkan Syaikh Al Qaradhawi, menuntut agar Syaikh Umar Abdurrahman dibebaskan, agar bisa menjalani pengobatan akibat sakitnya.
Hati-hatilah Terhadap Doa Orang yang Dizhalimi!
Hati-hatilah Terhadap Doa Orang yang Dizhalimi!
Sejauh Amerika terus menganiaya ulama tersebut, negaranya tak akan pernah tenang dari bahaya, bencana, dan tragedi. Begitu pula, sejauh bangsa Indonesia rela dan ridha dengan segala kezhaliman atas diri Ustadz Abu Bakar; maka nikmati saja segala bencana, kengerian, kemiskinan, konflik demi konflik. Wong, orang mendakwahkan penegakan Syariat kok malah dimusuhi seperti itu, ya akibatnya negara menuju jalan kebinasaan.
Dalilnya, adalah doa orang terzhalimi tidak terhijab (terhalang). Kalau mereka meminta diturunkan adzab, hal itu bisa Allah penuhi. Rasulullah Saw bersabda: “Wattaqi dakwatal mazhlum, fa innahu laisa bainahu wa bainallah hijabun” (takutlah doa orang yang terzhalimi, sebab antara dia dan Allah tiada penghalang). [HR. Al Bukhari].
Maka dalam hal ini:
= Saya menghimbau Pemerintah SBY agar membebaskan Ustadz Abu Bakar dan bersikap welas asih kepadanya. Beliau itu sudah lanjut usia, sudah sepantasnya menerima hak-haknya sebagai orang tua. Toh beliau sampaikan dakwah secara terbuka, tidak ditutup-tutupi. Kalau ada masalah, atau beda persepsi, silakan selesaikan dengan diskusi; bukan memenjarakan beliau dengan dakwaan-dakwaan aneh.
= Saya menghimbau kepada pemimpin ormas Islam, ulama-ulama di MUI, siapa saja yang dimuliakan Allah dan diberi rizki atas nama Islam; agar bapak-bapak yang mulia dan pribadi-pribadi terhormat ini menunjukkan solidaritas dan pembelaan atas hak-hak manusiawi Ustadz Abu Bakar; serta mau mendesak pemerintah agar membebaskan beliau dari penjara. Kezhaliman semacam ini hanya akan merugikan kehidupan kita semua, tanpa terkecuali.
= Kepada kaum Muslimin-Muslimat, Mukminin-Mukminat, kami menghimbau agar selalu sabar dan pasrah kepada Allah Ta’ala, atas segala ketidak-enakan kehidupan di negeri ini, penderitaan, musibah, dan seterusnya; termasuk dalam wujud Banjir Jakarta; marilah kita pasrah, tawakkal kepada Allah, bersandar kepada-Nya, memohon belas kasih kepada-Nya agar kehidupan yang penuh kezhaliman ini Allah perbaiki dengan kemurahan dan taufiq-Nya. Amin Allahumma amin.
Banyaklah di antara manusia di negeri ini yang membenci Islam, paranoid dengan Islam, bahkan merasa muak dengan Syariat. Mereka merasa lebih baik dari Tuhan yang menurunkan Syariat itu sendiri. Mereka sangat tidak mau di tengah kehidupan masyarakat ini menyebar keshalihan, kebajikan, keadilan, serta kejujuran. Mereka inginnya, kehidupan negara ini penuh dengan zina, pornografi, banyolan konyol, miras, narkoba, kriminalitas, perjudian, ribawi, tipu-menipu, dst. Mereka ingin diberi kebebasan hidup merdeka, laksana binatang berlarian di hutan. Kalau mereka boleh memaksakan, mungkin ingin menerapkan aturan, umat manusia dilarang memakai busana saat di luar rumah; agar kehidupannya seperti manusia-manusia nudies.
Tapi Saudaraku…sebebas apa permintaanmu dan fantasimu; maka alam ini berada di atas fithrah (kesucian). Alam tidak menerima perilaku-perilaku keji, bengis, amoral, dan biadab itu. Mungkin saja kamu bisa merasa unggul dari kami, karena kamu memiliki aneka fasilitas dan kekuatan birokrasi. Tetapi alam tak akan menerima nafsu liarmu. Alam akan menghajar kekejian maksud dan fantasimu; sampai kamu sendiri terhanyut dalam binasa, lalu kelak dikumpulkan di akhirat dalam rupa binatang paling menjijikkan.
Baiklah, ini sekadar tadzkirah dari kami. Kata tadzkirah serupa dengan judul buku Ustadz Abu Bakar Ba’asyir.  Siapa yang mau menerima silakan diterima; siapa yang mau menolak, silakan ditolak. Aku sebatas mengungkapkan apa-apa yang mungkin luput dari perhatian yang lain. Segala puji bagi Allah Rabbul ‘alamiin, sejak awal sampai akhir. Shalawat dan salam kita panjatkan kepada Allah, agar dihaturkan kepada Rasulullah, sanak keluarga, dan para Shahabatnya.
Wallahu a’lam bisshaawab.
(Abinya Syakir).Pustaka LANGIT BIRU